Selepas magrib.
Ikhtiar untuk membaca “catatan pinggir” secara “serius” benar2 sy realisasikan.
Setiap majalah tempo yg memuat catatan pinggir, satu demi satu saya baca,
berusaha dengan sekuat pikiran untuk berada di track serius, mem-poll untuk
untuk konsen mengeja kata demi kata, mengunyahnya secara perlahan, agar minimal
bisa mengerti maksud dan arti kalimat yg ditulis… harus sy akui dengan level “otak”
yg cuma sedengkul, memahami, mengerti apalagi sampai ketingkat “paham secara
filosofis” hakikat isi catatan pinggir, amatlah sukar dan sulit.
Nah, dalam
postingan ini, saya hanya ingin share sedikit beberapa kalimat yang saya
dapatkan di catatan pinggir-nya goenawan mohamad, kalimat tersebut, ada yg saya
pahami, ada juga yg tidak saya mengerti sama sekali. Yang pasti menurut saya,
kalimat tersebut ditulis dengan tumpukan kata-kata yg sangat yahud… berikut 12
kalimat inspiratif—menurut versi selera saya—dari beberapa catatan pinggir yg
sy baca :
1#
“ingatan tak bisa dipilah-pilah. Ia bergerak,
bersama waktu yang bagaikan arus sungai yang deras : Nampak koheren dari luar,
tapi sesungguhnya kelipatan yang beraneka, tak berbilang, saling menyusup,
berbenturan, saling mengubah”
dalam catatan
pinggir : “kota”
majalah
tempo edisi 26 juni 2011
2#
“dimanakah sejarah ? tidak selalu dikiri atau
di kanan”
dalam catatan
pinggir : “kota”
majalah
tempo edisi 26 juni 2011
3#
“sejarah bergerak dengan keluhan : tiap zaman
punya gerutunya sendiri”
dalam catatan
pinggir : “edan”
majalah
tempo edisi 6 nopember 2011
4#
“dengan kata lain, yang visual tak pernah
sendirian. Ia bagian dari hidup, karena ia tak mandek. Dan hidup selalu membentuk
dan dibentuk percakapan”
dalam catatan
pinggir : “bisu”
majalah
tempo edisi 15 april 2012
5#
“Konsumsi adalah laku menghabisi. Si petak
tanah akan mengalami proses seperti nasi tumpeng : ia mempunyai sesuatu yang
indah ditata dan diberi makna simbolik, tetapi setelah itu akan berubah jadi
santapan, benda yang siap dikunyah dan ditelan. Mengkonsumsi adalah membikin
ludes”
dalam catatan
pinggir : “sepatu tua”
majalah
tempo edisi 4 nopember 2007
6#
“kaki langit : impian yang mustahil, sulit
tapi berharga untuk disimpan dalam hati. Sebab ia impian untuk merayakan
sesuatu yang bukan hanya diri sendiri, meskipun tak mudah”
dalam catatan
pinggir : “kaki langit”
majalah
tempo edisi 2 nopember 2008
7#
“kota tumbuh dengan berjalan kaki sebagaimana
sejarah tak terbang dari ujung awan”
dalam catatan pinggir : “lompatan”
majalah
tempo edisi 29 januari 2012
8#
“bagaimana ia disebut berani bila berani
adalah lawan dari ketakutan ? keberanian hanya punya makna jika ketakutan
mendadak mengalahkannya”
dalam catatan
pinggir : “caesar”
majalah
tempo edisi 18 maret 2012
9#
“tapi kita
tahu kesenian bukan pemberi segalanya, pengubah segalanya. Hidup tetap saja
punya tata, tapal batas, sensus, kamp, dan orang-orang yang disisihkan dan mati
karena itu”
dalam catatan
pinggir : “bunglon”
majalah
tempo edisi 15 januari 2012
10#
“untung, ada yang menghibur dalam sejarah
manusia : kemungkinan adalah kemungkinan, bukan takdir. Manusia bisa secara
kreatif memanfaatkannya”
dalam catatan
pinggir : “multitude”
majalah
tempo edisi 4 spetember 2011
11#
“simbol berbeda dengan tanda, mengacu ke
sehimpun informasi yang tak persis dan
pasti. Yang simbolik mengandung sesuatu yang tak hendak dikatakan”
dalam catatan
pinggir : “memangku”
majalah
tempo edisi 20 maret 2011
12#
“sejarah adalah kisah rapuhnya masa silam :
bukan saja karena masa itu akan punah, melainkan juga karena masa lalu hanya
ada, dan hanya punya arti, sepanjang ditafsirkan masa kini. Dan dengan itu
diubah”
dalam catatan
pinggir : “los indignados”
majalah
tempo edisi 5 juni 2011
0 comments:
Post a Comment
terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.