kuliner khas orang banjar, kalimantan selatan

ada pepatah yang cukup mengelitik hati yang pernah saya baca yang kira-kira kalimatnya seperti ini : kadang kita lebih senang melihat rumput halaman tetangga lebih hijau dari rumput di halaman rumah kita sendiri... padahal sebenarnya rumput di halaman rumah kita, juga hijau dan bahkan lebih terawat dibanding rumput dihalaman rumah orang lain.

pepatah di atas, kini cukup tepat mengambarkan apa yang “tercipta” di benak saya tentang “makanan” atau “kuliner”.... saya, jujur lebih suka mengatakan bahwa “makanan” orang lain yang ada di “kampung sebelah” atau luar negeri lebih enak dibanding dengan makanan yang ada dikampung saya sendiri. sering saya terpukau dengan “keanehan nama” dan gambaran kenikmatan sajian makanan orang lain. apalagi kalau makannya di restauran dengan gedung yang mewah... pasti enak tenan...

berbanding terbalik dengan makanan yang ada di kampung sendiri. jangankan menyantapnya...menyebut nama saja saya tidak tahu....he...he... sebaliknya lagi, saya lebih hafal dan fasih untuk sekedar menyebut nama makanan luar kampung, seperti :

fried chicken
steak
pizza
burger
sushi
terayaki
pasta
peking duck
teppanyaki
shabu-shabu
tempura
kebab
cap cay
kweetiaw
fu yung hai
tom yam
spaghetti
salad
dll…

agar tidak hanya tahu nama makanan luar saja...saya kemudian mencari tahu, apa saja makanan yang ada di kampung halaman saya sendiri, kalimantan selatan... juga agar tidak malu suatu saat nanti...ketika tanya orang tentang makanan apa saja yang khas dari kampung saya. setelah melakukan riset kecil-kecilan, akhirnya saya jadi tahu :

- gangan humbut
- nasi paliat
- katupat kandangan
- apam paranggi
- guguduh gumbili nagara
- iwak haliling
- bubur habang
- wadai wajik
- wadai cucur
- wadai cincin
- bubur hintalu karuang
- bubur sari kaya
- gangan waluh
- soto banjar
- lontong

*wadai = kue