November 7, 2012

Makna Di Balik Cerita : Kucing & Ekornya

cerita ini di copas dari sebuah laman web di internet... menurut saya cerita ini sangat inspiratif dan sungguh menggelitik hati terdalam saya, ber-ulang kali saya membaca cerita tersebut, dan menyelami dalam-dalam makna dan hikmah yang terkandung didalamnya, berikut cerita tersebut :


Langkah seekor kucing besar yang tengah terburu-buru terhenti kala di emper sebuah toko ia melihat kucing kecil tengah melakukan sesuatu yang menggelikan. Lama kucing besar mengamati polah si kucing kecil. Setelah kucing kecil menghentikan aktivitasnya karena kelelahan, kucing besar pun menghampirinya. “Hai kucing kecil, apa yang tengah engkau lakukan?”

Kucing kecil mengatur napasnya yang tersengal sebelum akhirnya menjawab pertanyaan kucing besar. “Apa kau belum pernah mendengar berita besar bagi kaum kita?”
“Berita besar apa gerangan, wahai kucing kecil?”

Kucing kecil menyeka keringat di kening. Napasnya belum teratur. Masih tergopoh-gopoh, ia menjawab pertanyaan kucing besar. “Aku pernah mendengar kabar bahwa kebahagiaan bagi kaum kita terletak pada ekornya.”

“Jadi, yang kau lakukan dengan melompat-lompat tadi adalah upaya untuk menangkap ekormu sendiri?”

Kucing kecil menganggukkan kepala, tidak berminat menyahut karena napasnya masih tersengal.

“Lalu, apakah engkau sudah berhasil menangkap ekormu?” tanya kucing besar lagi.
Sekilas, mata kucing kecil mengilat. Diperiksanya air muka kucing besar, khawatir mencibir. Lalu, kucing kecil pun menggelengkan kepala. “Tapi tenang saja, sebentar lagi aku yakin akan berhasil menangkap ekorku,” kucing kecil memamerkan keyakinan.
Kali ini, kucing besar yang menggelengkan kepala sambil mengulum senyum kecil. “Aku sepakat denganmu. Sejak seumuranmu, aku pun pernah mendengar berita besar yang engkau terima. Aku pun dulu melakukan hal sama sepertimu,” kata kucing besar.

“Lalu, apakah engkau berhasil?” kucing kecil tampak antusias.

“Tidak. Aku tidak pernah berhasil menangkap ekorku. Karena ketika aku melompat ke belakang untuk menerkam ekorku, ekor itu kembali berpindah ke belakangku. Bagian depan tubuhku secepat lompatanku, berubah menjadi bagian belakang tubuhku.”

“Persis dengan yang aku alami,” kata kucing kecil sambil menunduk.

“Tapi, aku mendapatkan sesuatu yang lebih besar dari berita besar yang beredar di kaum kita sejak berabad-abad yang lalu itu,” kata kucing besar.

“Benarkah?” mata kucing kecil membesar. Tersulut lagi semangatnya.
Kucing besar mengangguk mantap sambil menyungging senyum.

“Apa itu?” kucing kecil pun mendekati kucing besar.

“Bertahun-tahun aku mencoba menangkap ekorku. Aku pun sadar bahwa ekor itu tidak bisa kutangkap. Lalu, kuputuskan berhenti menangkap ekorku. Kujalani hidupku dengan normal. Mencari makan, membantu kaum kita yang tengah kesulitan, dan lain-lain. Dari semua yang kulakukan itulah aku mendapati kenyataan bahwa ke mana pun kulangkahkan kaki, ekorku tetap ada di belakang tubuhku. Ekor itu, sumber kebahagiaan terbesar yang dikabarkan sejak berabad-abad lalu itu, ternyata mengikutiku ke mana pun aku pergi. Justru, ekor itu mengejarku ketika aku memikirkan dan membantu sesama.” 

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.