June 28, 2011

Catatan Tertinggal : Belajar Dari Bangsa Jepang

harusnya tulisan ini adalah bahan renungan yang akan saya posting untuk renungan di hari jum’at. namun, karena sesuatu dan lain hal, baru bisa saya posting sekarang dan bahan tulisan ini saja sebenarnya juga saya dapatkan sudah sebulan silam, di sebuah blog. setelah saya baca ulang berkali, muncul ide me-recycle atau menulis kembali untuk postingan di blog, sekaligus menjadi sarana perenungan atau refleksi diri.

saya sangat mendapatkan pencerahan dan motivasi setelah membaca tulisan tersebut dan dengan menuliskannya juga merenungkannya lebih dalam akan menjadi sumber semangat untuk bangkit dari keterpurukan yang saat ini saya hadapi.

inti dari tulisan tersebut adalah tentang 10 resep yang membuat bangsa jepang bisa sukses seperti sekarang. dan saya pikir dengan belajar dari resep tersebut, siapa pun, termasuk saya bisa maju dan sukses seperti bangsa jepang. berikut saya tuliskan ulang menurut versi saya lima resep dari sepuluh resep tersebut :

resep pertama : kerja keras

bangsa jepang adalah pekerja keras. rata-rata jam kerja pegawai di jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan bangsa lain di dunia ini. seorang pegawai di jepang bisa menghasilkan sebuah mobil dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. seorang pekerja jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. fenomena karoshi (mati karena kerja keras) mungkin hanya ada di jepang. sebagian besar literatur menyebutkan bahwa dengan kerja keras inilah sebenarnya kebangkitan dan kemakmuran jepang bisa tercapai.

dari resep kerja keras ini saya belajar dan merenungkan arti dan makna penting kerja keras. bagaimana saya bisa maju dan meraih apa yang saya impikan kalau dalam kondisi serba kekurangan pun saya masih bermalas-ria. hanya kerja keras lah sumber dari kebangkitan dan kemajuan bila saya ingin sukses.

resep kedua : hidup hemat

sudah miskin boros pula. itulah saya, tidak pernah berhemat. berbeda dengan orang jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. salah satu contoh adalah para ibu rumah tangga yang rela naik sepeda menuju toko sayur agak jauh dari rumah, hanya karena lebih murah 20 atau 30 yen. contoh lain banyak keluarga jepang yang tidak memiliki mobil, bukan karena tidak mampu, tapi karena lebih hemat menggunakan bus dan kereta untuk bepergian.


resep ketiga : inovasi

disebut penemu juga bukan, apalagi memiliki kreativitas untuk membuat suatu nilai tambah juga tidak. bisanya kalau tidak copy paste atau menjadi konsumen yang cuma bisa memakai saja, itulah saya. belajar dari bangsa jepang, ternyata bangsa jepang bukanlah bangsa penemu, tapi orang jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. sebutlah contoh misal kisah akio morita yang mengembangkan sony walkman yang melegenda itu. cassete tape tidak ditemukan oleh sony, patennya dimiliki oleh perusahaan phillip electronics. tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah akio morita, founder dan ceo sony pada masa itu. sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk.

resep keempat : pantang menyerah

sejarah membuktikan bahwa jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat jepang menyerah. tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi jepang berasal dari negara lain termasuk indonesia. rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di hiroshima dan nagasaki, disusul dengan kalah perangnya jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di tokyo. ternyata jepang tidak habis. dalam beberapa tahun berikutnya jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). mungkin cukup menakjubkan bagaimana matsushita konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. akio morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk cassete tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. tapi akhirnya melegenda dengan sony walkman-nya.

resep pantang menyerah ini sebenarnya bukan hanya monopoli orang jepang, anda ataupun saya pun sebenarnya juga bisa. untuk sukses, untuk maju dan bangkit dari keterpurukan sangat diperlukan semangat untuk pantang menyerah. dari semangat pantang menyerah dari bangsa jepang saya jadikan bahan pelajaran…

resep kelima : budaya baca

wajar jepang bisa maju dan rakyatnya pintar-pintar karena sampai di dalam densha (kereta listrik) saja, sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa senang membaca buku atau koran. tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. itu hanya sebagian kecil dari “potret” bangsa jepang yang gemar membaca. bagaimana dengan saya ? tidak ada seujung kuku-nya dengan bangsa jepang dalam hal membaca. urusan membaca hanya sekedarnya saja.

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.