January 19, 2011
DOSA YANG MENYEBABKAN BISNIS GAGAL
Ketika suatu bisnis/usaha yang saya jalankan gagal dan menyisakan tumpukan utang saya masih belum bisa menganalisa dengan baik penyebab kegagalan tersebut, kecuali hanya pintar menyalahkan kawan yang jadi patner usaha.
Setelah baca buku : 5 “Dosa” Dalam Mengelola Keuangan yang di tulis oleh Stephanus Rudi OK dan diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta. 2010. baru kemudian saya sadar dan merasa tertohok dalam sekali, menggedor pikiran saya untuk melakukan pengakuan “dosa” atas kegagalan usaha yang saya jalankan.
Berikut intisari dari 5 “dosa” dalam mengelola keuangan yang dinukilkan oleh buku tersebut :
Dosa Pertama :
Memaknai income (penghasilan) yang telah kita peroleh maupun yang saat ini sedang kita kejar menjadi sesuatu yang sangat penting dan segala-galanya dalam hidup ini
Dosa Kedua :
Kesalahan dalam pengelolaan penghasilan dan pengeluaran
Dosa Ketiga :
Tidak melakukan atau mengelola keuangan lebih dini untuk mempersiapkan masa pensiun saat kita masih usia produktif
Dosa Keempat :
Kesalahan dalam membuat keputusan investasi
Dosa Kelima :
Buruknya hubungan vertikal kita dengan Tuhan Yang Maha Esa
Ada satu cerita dari beberapa cerita yang ada dalam buku 5 “Dosa” Dalam Mengelola Keuangan itu, bagi saya sangat reflektif dan inspiratif. Berikut ceritanya :
Di sebuah negara bagian negeri Tiongkok, tinggallah keluarga yang terkenal dengan hasil tanaman padi yang selalu melimpah setiap tahunnya. Keluarga tersebut dikaruniai seorang anak laki-laki yang sangat tampan. Dengan keahlian bercocok tanam warisan leluhur, tanaman padi yang dihasilkan keluarga tersebut memiliki bulir-bulir besar dan padat di setiap tangkainya. Suatu pagi sang ayah memanggil putra tunggalnya. Wahai putraku yang kukasihi, saat ini tepat kiranya ayah menyerahkan sebuah warisan tanggung jawab keluarga besar keluarga kita kepadamu.
Dengan segala hormat ayah, putramu akan menerima tanggung jawab tersebut, jika boleh mengetahuinya, mengenai hal apakah itu ayah ? jawab dan Tanya sang anak.
Mulai besok pagi seluruh sawah pertanian kita akan menjadi milikmu, kelolalah dengan sebaik-baiknya seperti yang telah ayah ajarkan kepadamu, tambah sang ayah. Ayam-ayam jago pun berkokok di pagi hari yang cerah itu. Sang putra petani terjaga dari tidur malamnya, mengingat pesan dari sang ayah, ia bergegas membersihkan diri, membawa bekal, dan pergi ke sawah. Demikianlah, tanpa terasa seminggu telah berlalu. Siang itu, sambil beristirahat di bawah sebatang pohon rindang petani muda mengamati dengan serius tanaman padinya sambil bergumam dalam hati. Kenapa padi sangat lambat tumbuhnya. Andaikan ada cara lain yang lebih cepat, padi ini akan cepat berbuah.
Ia pun memutuskan untuk menarik tanaman padinya 3 cm lebih tinggi daripada sebelumnya dengan harapan esok pagi tanaman padinya akan semakin tumbuh cepat dan segera menghasilkan panenan melimpah.
Keesokan harinya, matahari pagi bersinar dengan begitu indahnya. Dengan penuh semangat petani muda segera mengayunkan kakinya berangkat ke sawah. Alangkah terkejutnya tatkala ia melihat tanaman padinya lemas layu tidak sekukuh hari sebelumnya. Ia pun berlari melaporkan kejadian tersebut kepada ayahnya.
Setelah mendengar cerita sang putra, sang ayah tersenyum dan berkata, anakku, apa yang telah kamu lakukan adalah sebuah spekulasi yang seharusnya tidak perlu terjadi. Bukan seberapa cepat tanaman padi kita harus tumbuh setiap harinya, melainkan seberapa sabar engkau merawat dan menanti setiap sentimeter pertumbuhannya setiap hari. Jika waktunya telah tiba, hasil yang dapat engkau panen lebih besar maknanya dari waktu yang telah kau habiskan untuk merawat mereka.
----------------------------------------------------------------------
Bisnis Untuk Anak Muda
Dapatkan uang saku jutaan / bln
Jadilah Anak Muda yang Kaya
Gabung Sekarang
Bisnis Online Ibu Rumah Tangga
Raih Penghasilan Berlimpah
Jadi Ibu Rumah Tangga Sukses
Dgn Modal 40 rb Join Now!
Pengen Gaji Double ?
Dapatkan Gaji Double Jutaan Rupiah
Join dBC Network
Sangat cocok utk Pegawai Kantoran
----------------------------------------------------------------------
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.