November 1, 2011

tulisan lama : merenungkan tentang makna shalat

mencari ide untuk bahan postingan dengan membongkar file lama yang tersimpan di folder laptop... ketemu tulisan yang isinya menarik untuk direnungkan.

berikut tulisan tersebut :

pertama, berapa banyak waktu kita yang terbuang percuma hari ini? dengan banyak menyia-nyiakan waktu itu masihkah pantas kita menyebut diri sebagai seorang yang beriman?

kedua, semua dari kita sudah tahu kewajiban melaksanakankan shalat wajib lima waktu. bahkan anak kecil pun tahu hal itu. tetapi, pernahkah kita mencoba memaknai bahwa shalat tidak hanya sekedar shalat lima kaliyang sudah formal kita lakukan ?

ketiga, bagi masyarakat maju atau masyarakat industri, waktu merupakan aset yang harus dikelola begitu rupa, agar menguntungkan kita. bukan hanya hari, namun jam, menit, dan detik pun harus kita hargai. dengan jalan itulah waktu menjadi berharga. semakin besar nilai yang kita hargakan bagi pergerakan jarum jam, semakin besar nilai keuntungan yang dapat kita raih. kesadaran terhadap waktu sebagai aset menjadi pembeda seorang yang sukses dengan seorang yang tidak sukses.

keempat, seruan shalat lima kali sehari bukan semata-mata seruan berdimensi penyerahan diri, namun juga berdimensi kesadaran waktu. kesatuan dari dua dimensi itulah ibadah. itulah yang diajarkan rasul. lima kali sehari shalat mengajar masyarakat untuk berkesadaran waktu. dengan jalan itulah, antara lain, rasul mengubah masyarakat dari 'jahiliyah' menjadi beradab. dengan pemahaman itu maka tiba waktu shalat bukan semata tiba waktu bersujud. tiba waktu shalat, juga merupakan tiba waktu mengevaluasi diri:

kelima, seberapa produktif saya dalam menggunakan waktu dari shalat sebelumnya sampai sekarang?

keenam, seseorang yang bisa memaknai shalat akan menjadi pribadi yang bermoral dan beradab

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.