February 14, 2012

hobi kok membaca surat kabar

surat kabar sudah seperti rokok buat saya. satu hari saja tidak membaca surat kabar, rasanya ada yang kurang dan hari-hari yang saya jalani berjalan seperti tidak nyaman. membaca surat kabar merupakan salah satu aktivitas yang memberi kenikmatan tersendiri buat saya. padahal, setiap berita, setiap informasi yang disajikan oleh surat kabar, boleh dikatakan ada yang sudah sangat basi, karena di hari sebelumnya berita tersebut, sudah saya baca di media online atau di jejaring social. hal lain, saya mungkin adalah orang yang dalam beberapa tataran masih mengidap alergi berita politik… namun, hal itu tidak mengurangi sama sekali “kehobian” saya dalam membaca surat kabar…


aneh juga ya…hobi kok membaca surat kabar…he…he… begitulah kenyataannya, bahkan yang lebih parah—tidak pagi,siang atau malam dan dinihari sekalipun ketika bangun dari tidur, saya selalu menyempatkan diri untuk membaca ulang surat kabar yang sudah kadaluarsa beberapa hari. bagi saya, membaca surat kabar bukan sekedar membaca berita, meramu setiap informasi yang dipaparkan di sekujur halaman, membaca surat kabar bukan sekedar ingin mengetahui up date berita terbaru… lebih dari itu… dari surat kabar saya mendapatkan sesuatu yang tidak ada di media online, informasi yang tidak sama seperti yang saya dapatkan dari internet ataupun televisi.

membaca surat kabar, membuat saya bisa mencerna berita, informasi jauh lebih dalam, lebih fokus, dan lebih personal. surat kabar bisa saya baca berulang-ulang kapan saja ketika saya mau. apa yang saya lihat, bukan sekedar lembaran kertas atau himpunan berita, ada yang “lain” dari surat kabar yang saya dapatkan ; sudut pandang, gaya menulis, design, tata letak, lay out, tipologi huruf, iklan, gradasi warna hingga karikatur yang bisa membuat saya tersenyum.

pernah, muncul pikiran untuk berhenti membaca surat kabar, selain bertujuan untuk “penghematan” biaya hidup juga mengurangi space kamar yang sudah kian sesak dengan tumpukan surat kabar, majalah dan buku… tapi, itu sampai dengan detik ini belum juga terealisasi. sementara untuk menjual timbunan surat kabar yang telah saya baca ke tukang loak surat kabar bekas, jujur sampai detik ini juga belum tega. surat kabar seperti menjadi kawan paling setia buat saya, kapan pun ingin saya baca kembali, surat kabar selalu ada dan tanpa biaya ulang untuk membacanya…

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.