December 20, 2011

kuliah subuh : belanja pangkal kaya versus hemat pangkal kaya (pelajaran ekonomi)

subuh lagi....dan sekarang dah tanggal 20 desember 2011... cuma sebelas hari lagi tahun baru...tak terasa, tanggal demi tanggal terlewatkan... kali ini sudah subuh lagi dan waktunya membuat postingan kuliah subuh (lagi)....

untuk materi postingan kuliah subuh pagi 20 desember 2011 ini, ide dan bahan-nya lumayan serius. saya petik dari “hasil bacaan” saya di surat kabar kompas yang terbit tanggal 19 desember 2011...dari tulisan yang berjudul : belanja pangkal kaya ? ditulis oleh seorang analisis ekonomi muda indonesia : muhammad khatib basri...


langsung ke tkp saja ya....ufts...tapi bacanya santai saja, nggak usah dengan kening yang berkerut...he...he... anggap saja ini materi pengayaan pelajaran ekonomi...he..he... (lagi) :

kata muhammad khatib basri dalam tulisan tersebut :

“pepatah kuno : hemat pangkal kaya ternyata menjadi sumber perdebatan antara keynes dan neo classical economics. keyness mengajukan proposisi menarik, yaitu : jika semua orang menabung dalam masa resesi, konsumsi akan turun. akibatnya permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi menurun. dari proposisi ini keyness seakan ingin mengatakan : belanjalah pada saat resesi”

kemudian dipaparkan lagi :

“belanja pada saat resesi adalah paradoks of thrift. pertanyaan : belanja pangkal kaya ? menjadi penting untuk mencari jawaban dari kemajuan perekonomian negara kita saat ini. munculnya kelas konsumen baru, dari hasil studi bank dunia (2011) bahwa ada 30 juta orang indonesia yang pengeluaran perkapitanya lebih dari 4 dollar as per hari. dikatakan ini hampir setara / sama besar dengan populasi gabungan antara singapura dan malaysia”

hebat juga ya ? kok bisa ?

menurut paparan muhammad khatib basri dalam tulisan tersebut :

“sejalan dengan pendapatan per kapita, konsumsi kan bergeser dari “kebutuhan” (seperti makanan) ke “keinginan”. ini menjelaskan mengapa penjualan mobil, sepeda motor, telepon selular dan rumah naik tajam. kenaikan pendapatan per kapita akan meningkatkan permintaan terhadap jasa jauh lebih cepat dibandingkan dengan sektor manufaktor”

“namun, dalam jangka panjang, kita tidak bisa hidup hanya mengandalkan pepatah : belanja pangkal kaya. kita bisa belajar dari krisis eropa dan amerika serikat yang timbul akibat dari “besar pasak dari pada tiang”. disini argumen neo-classic tentang pentingnya tabungan menjadi benar. tabungan berlimpah akan membuat biaya investasi turun, yang pada gilirannya akan mendorong investasi”

sebagai penutup postingan kuliah subuh ini, layak kita renungkan saran dari muhammad khatib basri dalam tulisan tersebut :
“tampaknya kita memang masih perlu bekerja keras sebelum bersenang-senang. seperti pepatah yang masih relevan hingga kini : berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”

mudahan bermanfaat dan menginspirasi...

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.