tanggal 21 april dimana-mana ramai orang memperingati hari kartini. berbagai acara peringatan digelar. di televisi, pada tanggal 21 april ini juga ramai dipertontonkan para perempuan pakai kebaya, dan juga di kantor saya, semua karyawati turun ke kantor memakai kebaya.
mungkin, karena saya tidak terlalu tahu tentang sejarah, saya jadi sinis sendiri atas keramaian orang-orang di tanggal 21 april tersebut, begitu besarkah jasa seorang kartini kepada republik ini hingga harus diperingati sebegitunya ? bukankah sejarah mencatat, begitu banyak perempuan di masa lalu yang besar jasanya atas kemerdekaan republik ini ? kenapa harus kartini ?
atau peringatan ini tidak lebih dari sebuah kegamangan perempuan saat ini terhadap eksistensi dirinya sendiri dalam menghadapi tantangan jaman ?
pertanyaan di atas, begitu mengendap dipikiran... untunglah, tiga hari kemudian saya menemukan majalah tempo edisi 24 desember 2006 di bawah tumpukan surat kabar dan majalah didalam kamar. majalah tempo edisi 24 desember 2006 ini merupakan edisi khusus perempuan, meski sudah lawas terbit tapi cukup menarik, inspiratif dan setidaknya bisa meredakan pertanyaan yang mengganggu dipikiran.
ternyata, dari yang saya baca di majalah tempo edisi khusus perempuan tersebut ada begitu banyak yang perempuan indonesia yang luar biasa dari zaman dulu hingga kini selain kartini. sebut saja : martha christina tiahahu, cuk nyak dien, cut meutia, dewi sartika, maria walanda maramis, nyi ageng serang, hajah rasuna said, aruji kartawinata (halaman : para perempuan di puncak zaman)
dizaman sekarang pun, ternyata banyak perempuan yang “luar biasa” yang berhasil melakukan sesuatu yang berguna untuk lingkungan, berkontribusi bagi kemajuan perempuan di indonesia... majalah tempo menyebut mereka sebagai perempuan yang tidak biasa, berani melintas batas, menjadi segagah srikandi. seperti yang ditulis oleh majalah tempo, sebagian dari mereka adalah : christina rantetana, laksamana pertama tni angkatan laut. komisaris besar polisi, pengasihan gaut. dwi astuti soenardi, pendaki gunung. Evi neliwati dan agung etti hendrawati, atlet panjat tebing. diza ali rasyid, manajer klub sepakbola. pingkan mandagi, atlet terjun payung. isma kania dwei dan ida fiqriah, pilot pesawat terbang. zuriati, ahli struktur pesawat. rahayu shardjono, doktor penjelajah gua kapur. shinta damayanti, pekerja tambang. rustriningsih, mantan bupati kebumen, sekarang wakil gubernur jateng. hilda djulaida rolobessy dan soraya sultan, aktivis perdamaian daerah konflik. retno lestari priansari marsudi, diplomat & duta besar. swasti hertian, dokter forensik pertama di indonesia. a rabiah, bidan / suster yang bertugas didaerah pedalaman.
(bersambung)
April 24, 2011
reading magazine : majalah tempo & kisah perempuan luar biasa
Labels:
kartini,
majalah tempo,
perempuan luar biasa,
reading magazine
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment
terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.