January 8, 2012

dongeng sebelum tidur, sebuah catatan pengantar yang singkat saja

mulai malam ini pengen berbagi cerita, berbagi kisah, “dongeng” dari masa lalu, di suatu tempat di dunia “antah berantah”... menulis ulang cerita ini dan mempostingnya di blog ini, tidak lebih dari sekedar mengenang masa silam—dengan segala yang manis juga pahitnya—dan entah kenapa masa lalu selalu indah untuk dikenang, tapi tidak untuk di ulang...

cerita ini akan saya buat bersambung, insyaAllah saya berusaha untuk konsisten mempostingnya tiap malam...sebelum ataupun sesudah tidur... cerita ini saya posting pendek-pendek saja...mungkin ada juga yang panjang—tergantung—tingkat kemalasan saya mengetik cerita ini...ufts...cerita ini sebenarnya sudah dalam bentuk print out buku, sementara file mentahnya hilang entah kemana karena tergerus virus...he...he...

ok...tanpa berpanjang lebar lagi...langsung ke tkp saja yah... ini prolog dari cerita ini... ufts...masih ada lagi sedikit pengantar....he...he... : saya tulis ulang cerita ini, me-remake-nya dan saya gunakan gaaya penulisan yang agak filmis, tujuannnya mudahan kelak bisa di angkat ke layar...amin....he...he...

sekarang kita mulai dari prolog...

sebuah barak. 20.20 wib...
ini tentang sebuah “dunia” yang mungkin orang dari luar tembok sana membayangkannya sebagai dunia yang aneh dan sedikit misterius.... tapi tidak bagiku...tiga tahun sudah kulewati hidup disini dari empat tahun waktu normal yang harus kujalani.

aku memasuki barak dengan tergesa. di lorong barak kulihat kawan-kawan asyik dengan kegiatannya masing-masing, ada yang merapikan isi lemari baju-nya... ada yang melipat pakaian yang baru disetrika, ada yang menggantung seragam ke bagian atas dalam lemarinya... dan ada juga yang menjejalkan tas “biru-nya” ke dalam lemari dengan setengah memaksa... aku tidak ikutan membuka lemari. aku langsung menuju petak, menuju my bed... dipan tempat tidur yang disusun berderet di barak. kulihat teman disamping bed-ku sudah tidur pulas sambil memeluk bantal.

aku merebahkan diri di atas bed. menerawang ke langit-langit barak... dan tersadar... ini minggu malam dan besok hari senin... ya...hari senin. kadang aku juga ikutan membeci hari senin. apalagi pagi-nya. hari senin adalah hari upacara. dimana kami harus berbaris di lapangan... mengadakan upacara, menghadap tiang bendera. mendengarkan pidato dan kadang beberapa kegiatan seremoni yang mendongkolkan. aku termasuk salah seorang yang cukup pemalas, untuk menggerakkan kaki, jalan ditempat dan mengangkat tangan untuk menghormat.

tiga tahun sudah kujalani rutinitas seperti itu... aku membayangkan kehidupanku disini sudah separuh jalan. tidak hanya upacara bendera yang ada dalam ritme kehidupanku. bangun jam setengah lima pagi—bahkan setengah empat pagi sudah bangun. shalat subuh, aerobik, makan pagi, apel pagi, kuliah, shalat dzuhur, makan siang, kuliah lagi, sholat ashar. olah raga bila ingin atau tidur sore, mandi, shalat magrib, makan malam, belajar, shalat isya, apel malam, “kegiatan malam” dan terakhir tidur, istirahat sejenak menunggu besok yang irama-nya hampir sama.

to be continued...

0 comments:

Post a Comment

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.