January 17, 2012

pesan moral di balik cerita tentang pak tekun

kisah ini saya nukil dari buku finacial revolution-nya tung desem waringin... cerita itu sungguh menarik dan sangat inspiratif. dari dinihari kemarin sampai mau tidur tadi malam kisah tersebut tidak mau lepas dari pikiran. dan selalu muncul pertanyaan, bisakah saya menjalani hidup seperti kisah tersebut. sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, saya tulis ulang dulu cerita itu :

pak tekun mulai karier dari level paling bawah dengan gaji rp. 20.000,-. dari pendapatannya ini, pak tekun mulai menabung rp. 2000,-. ketika di tahun berikutnya mendapatkan kenaikan gaji menjadi rp. 30.000,- pak tekun menabung rp. 3000,-. ketika mempunyai gaji rp. 50.000,- pak tekun menabung rp. 20.000,- per bulan (40%). setelah genap 5 tahun menabung dan tidak pernah mengambil baik pokok maupun bunganya, pak tekun mampu menyicil rumah btn hanya dengan bunga dari tabungannya itu.


setelah menikah, pak tekun bahkan menabung lebih banyak lagi karena istrinya juga bekerja dan setiap penghasilannya bertambah besar, jumlah uang yang disisihkan untuk ditabung juga bertambah besar. ketika diangkat menjadi wakil pemimpin cabang di tahun 1994, pak tekun tetap saja memakai mobil lamanya daihatsu zebra tahun 1980-an. ketika terjadi krisis ekonomi di tahun 1998 banyak pimpinan bank menjadi resah karena bank mereka diambil alih oleh pemerintah, dimana hanya ada 2 alternatif yang buruk, yaitu bank ditutup atau akan tetap buka dengan kemungkinan pimpinan bank akan diganti oleh orang yang menjadi pilihan pemerintah. pada saat itu pak tekun tetap tenang dan mengatakan “diganti juga tidak apa-apa, saya jadi pemimpin bank kan cuma hobi. pekerjaan saya sesungguhnya kan sebagai peternak”

ketika teman-temannya bertanya : “lho... pak tekun sekarang sudah mempunyai peternakan apa ? kok saya tidak pernah tahu.”

jawab pak tekun : “iya, saya ini peternak uang. lha, gimana, uang hasil deposito saya jauh lebih besar dari pada gaji saya!”

ketika harga-harga mobil mulai naik, tetapi bunga deposito juga naik. pak tekun pernah bercerita : “saya hitung-hitung, dulu kalau saya mau beli mobil harus nunggu ternak duit saya 7 bulan, tapi sekarang walaupun harga mobil naik saya cukup menunggu ternak duit saya selama 2 bulan.”

walau naik pangkat lagi tahun 1999, pak tekun tetap tidak ganti mobil. ketika pensiun tahun 2004, pak tekun masih tinggal di btn yang sama, tetapi kini rumahnya sudah jadi 4 kavling dan dibangun 2 lantai. dia mempunyai uang lebih dari cukup dari peternakan duitnya untuk membiayai anaknya yang masih kuliah dan membiayai gaya hidup keluarganya, tanpa harus bekerja lagi.

beberapa “pesan moral” yang dapat saya simpulkan dari kisah tersebut adalah :

- disiplin dalam menabung pangkal kaya
- agar bisa menabung 10%, 20% bahkan sampai 40% dari gaji, pasti hidup harus dijalani dengan hemat
- hidup sederhana, tidak tergoda untuk membeli barang-barang mewah
- tahan godaan untuk tidak menggunakan atm bank agar tabungan bisa tetap utuh
- pintar dalam mengelola keuangan
- kuat memegang ajaran : berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian

jawaban pertanyaan di atas. bisa sebenarnya kalau ada niat dan tekad yang kuat. ya...saya harus bisa menjalani "hidup" seperti pak tekun

2 comments:

terima kasih sudah berkunjung di blog ini. senang rasanya anda berkenan meninggalkan komentar di blog ini.